MAJAZ: “TASYBIH, ISTIARAH DAN KINAYAH”
Dalam pemaknaan
bahasa arab itu ada dua macam: yang pertama makna hakiki (asli) dan yang kedua
makna majazi (bukan aslinya).
Majaz: yaitu
kata yang dipakai bukan pada makna yang seharusnya diletakkan untuk kalimat
itu. Karena adanya hubungan antara makna yang pertama dan yang kedua yang disertai
dengan tanda atau petenjuk yang mencegah menggunakan makna aslinya.
Contoh: رأيت أسدا على فرس (Saya melihat singa di atas kuda).
Lafaz أسد dalam kalimat
majaz ini tidak asli(tidak bermakna singa), akan tetapi yaitu orang yang
berani. Petunjuk yang mencegah (Qorinah) dari makna aslinya yaitu فرس علىkarena sebenarnya tidak mungkin berada di atas
kuda.
Hubungan antara singa dengan orang yang berani
adalah karena keduanya sama-sama berani.
Syarat untuk pemakaian majaz ada dua macam, yaitu:
1. Alaqoh ( عالقة )
Yaitu
menghubungkan antara makna hakiki dan makna majazi.
2. Qorinah( قرينة)
Yaitu petunjuk yang mencegah kita untuk memahami kalimat
itu dipakai untuk makna yang asli dengan kalimat lain. Apabila kalimat tersebut
terdapat Qorinahnya, maka kalimat tersebut adalah majaz atau makna yang tidak
asli.
Contoh:رأيت البدر في
الدار
lafaz البد ر
dalam kalimat ini dipakai sebagi majaz. Lafaz yang dimaksud
adalah orang-orang yang cantik wajahnya, sebab tidak
mungkin ada البد ر (badar) dalam rumah.
Tasybih: menurut Ulama’ Bayan adalah Menyerupakan sesuatu dengan yang lain
dalam suatu
pengertian dengan menggunakan salah satu
tasybih baik diucapkan atau tidak karena adanya tujuan yang pertama musyabbah,
yang kedua musyabbah bih, ketiga wajhu syabah, dan keempat adat tasybih,
contoh: العلم كالنور في الهداية
Rukun Tasybih ada empat macam:
1. Musyabah (yang diserupakan).
2. Musyabah bih (yang diserupai)
3. Wajhu As-Syabah (persamaan antara musyabah dan musyabah bih)
4. Adat At-tasybih (lafadz yang menunjukkan pengertian serupa dan
menyerupai)
ISTIARAH: Yaitu apabila kata yang digunakan
bukan pada makna yang dibuat untuknya karena ada hubungan serupa menyerupai
antara makna yang asli, serta adanya qorinah yang membatasi dari makna yang
asli.
Contoh : رأيت أسدا يرمي (saya melihat singa itu
melempar) Kalimat ini dalam Istiarah, sebab lafad asad dipinjam
dari maknanya yang asli (singa) untuk makna yang lain yaitu lelaki yang berani,
atau meminjam nama musyabbah bih dengan musyabbah. Bila kita lihat sepintas
contoh diatas mirip dengan tasybih seperti رايت رجلا سجاعا كالاسد يرميlalu dibuang
musyabbahnya, adat dan wajah syabah kemudian diberi qorinah arab
menunjukkan bahwa يرمى bukan makna asli tetapi majaz. Sederhananya, Istiarah adalah tasybih yang
diringkas dengan membuang musyabbah atau musyabbah bihnya, juga adat dan wajah
syabahnya. Sehingga menyisahkan salah satu dari musyabbah atau musyabbah bihnya,
kemudian harus ada Alaqah dan juga Qorinah.
Kinayah: adalah lafaz yang diucapkan untuk maksud yang sebenarnya, dengan Qorinah dan tidak keluar dari makna tersebut. Sederhananya kinayah adalah bentuk singgungan dari mutakallim kepada mukhatab. seperti contoh كثير الرماد (banyak abunya) kalimat ini digunakan sebagai kinayah untuk seseorang yang senang menjamu tamu.
Oleh: Imron Sadewo_Anggota keilmuan HMP IQT 2023-2024